BEKERJA & MANDIRI

 http://denikurniawan.wordpress.com/2011/06/10/harga-diri-seorang-laki-laki-adalah-bekerja/

Hari minggu ini tanggal 20 oktober 2013 saat ba'da isya saya bertemu dengan temen komplek saya, sebut saja si R, sudah lama juga saya perhatikan dia, semenjak R resign dari tempat kerjanya, sekarang dia jadi alim sangat. Tiap adzan 5 waktu pasti selalu ke masjid, pakaiannya selalu koko, celana cingkrang, dan jenggotnya panjang dan lebat.
 
Tadi R mampir ke warung tempat anak-anak komplek saya nongkrong... saya tanya "sudah dapat kerja yang baru belum?" secara dia sudah lama menganggur ada mungkin setahun lebih. Tapi coba tebak apa jawabnya, dia menjawab " I dont need that!" (saya tidak perlu kerja).  


Saya kaget, "Loh ga perlu? terus kalo ga kerja, hidup darimana?", "pokoknya "I dont need that!" sahut R sambil cabut dari tongkrongan. Saya bingung, dia tidak kerja, orang tuanya juga tidak kaya dan sudah tua mungkin sudah tidak kerja juga, lalu dia makan dari mana? dari orang tua? umur sudah 30an lebih masih minta sama orang tua?
 
Mungkin saya terlalu 'kepo' untuk bahas kasus seperti ini, tapi ini sangat penting. Seharusnya anak yang sudah "dewasa" (secara usia ya) sudah harus hidup mandiri tidak lagi menyusahkan orang tua. Makan dan minum biaya sendiri, kendaraan seperti motor harus dari keringat sendiri juga. Mungkin untuk tempat tinggal dan mobil masih wajar ya, secara harga rumah dan mobil itu tidak murah.

Kalau masih sekolah atau kuliah itu beda kasus, mau gaya-gayaan pakai mobil/motor orang tua, belanja pakaian, gadjet, dan makanan pakai duit orang tua, wajar lah wong masih bocah. Tapi kalau sudah umur segitu seharusnya sudah tidak lagi, Malu dong sama umur kalau masih jadi benalu ke orang tua.

Apalagi di Islam itu bekerja adalah ibadah dan bahkan ada sebagian orang mengatakan kalau bekerja itu sama dengan Jihad, sedangkan si R ini yang sudah berubah total jadi alim tapi ternyata berucap seperti itu, kan jadinya aneh. Kalau tidak salah ada pepatah mengatakan "Beribadahlah kamu dengan sungguh-sungguh seakan-akan kamu mati besok, dan juga berusahalah (bekerja) dengan sungguh-sungguh seakan-akan kamu hidup selamanya.

Meski jujur saya tidak alim-alim amat tapi intinya pada kasus ini adalah didalam hidup harus seimbang dalam urusan vertikal dan juga horizontal, vertikal adalah hubungan dengan sang Khalik serta horizontal adalah hubungan sosial dengan sesama manusia termasuk dalam bekerja dan hidup mandiri. 

Bhoqist Bhosky

Comments