SOFT DRINK, MINUMAN BERKARBONASI YANG MENDUNIA


Sumber: http://www.kagakribet.com/health.php/e8n2lo4k124d/Minuman-Bersoda-Kenikmatan-atau-Bencana/

Siapa yang tak kenal dengan Coca Cola atau Pepsi Cola? Minuman ringan berkarbonasi ini ditengarai merupakan cikal bakal soft drink yang kini makin mendunia dan kian digandrungi kaum muda.


Soft drink, minuman ringan yang biasa juga disebut dengan minuman berkarbonasi, telah melalui perjalanan panjang untuk menjadi minuman siap saji dalam kemasan seperti yang dijajakan saat ini. Bahkan gejala kemunculannya sudah ada sejak abad ke-16.

Di Eropa, ketika itu, telah ditemukan cara memasukkan CO2 ke air untuk keperluan kesehatan dengan menggunakan air mineral. Hal inilah yang menjadi babak awal minuman berkarbonasi atau mengandung CO2.


Baru pada 1767 seorang ilmuwan Amerika Serikat menemukan bahwa CO2, yang ditambahkan pada air dapat menimbulkan rasa masam. Minuman berkarbonasi itu pun mulai diproduksi di Philadelpia, Amerika Serikat, pada 1767.

Di belahan dunia lain, Anyos Jedlik (1800-1895) dari Hungaria menemukan air soda yang menjadi cikal bakal minuman popular saat ini. Di Budapest, Hungaria, itulah pabrik minuman berkarbonasi pertama di dunia dibangun.

Sementara itu, minuman terbuat dari anggur dan air soda yang disebut froccs spritzers (anggur) tersebar di beberapa negara di Eropa. Sejak itu, air bersoda dibuat dengan melewati karbondioksida melalui air bertekanan.

Tekanan itu dibutuhkan untuk mempermudah melarutkan lebih banyak karbondioksida dalam air jika dibandingkan dengan di bawah tekanan atmosfir standar. Jadi, wajar saja jika botol minuman ringan Anda dibuka, tekanan langsung melepas gas untuk keluar dan muncul gelembung-gelembung khas soda.

Lalu pada 1886, merek Coca Cola mulai diproduksi berdasarkan temuan seorang ahli farmasi dari Atlanta, Georgia, Amerika Serikat. Minuman yang diberi rasa ekstrak kacang kola itu kemudian diberi nama Coca Cola.

Beberapa tahun kemudian, tepatnya 1898, seorang ahli farmasi dari New Bern North Carolina, Amerika Serikat, juga membuat formula minuman berkarbonasi tandingan yang diberi nama Brad's Drink. Nama ini kemudian berubah menjadi Pepsi Cola, dan berlaga menjadi kompetitor Coca Cola.

Tidak hanya Coca Cola dan Pepsi Cola yang masuk ke pasar minuman berkarbonasi. Nama seperti Royal Crown Cola (RC Cola) pun kemudian menyusul dan berhasil menduduki posisi ketiga terbesar produsen minuman ringan dunia.

Dampak Jangka Panjang



Sumber: http://www.greaterlearning.org/chemistry/acidity/Acidity-Of-Soft-Drinks.html

Kala cuaca terik di siang hari, memang paling nikmat jika mengguyur tenggorokan dengan soft drink dingin. Namun mengonsumsi minuman ini terlalu sering dan dalam jangka waktu panjang boleh jadi tidak baik bagi kesehatan.

Soft drink kini dengan mudah ditemui di sekitar kita. Tidak hanya di rumah-rumah serta warung makan, di toko-toko kelontong dekat rumah pun minuman ringan ini dipastikan ada.

Kemudahan mendapatkan minuman ringan itulah yang acap membuat orang dengan mudah menyelesaikan masalah haus dengan minuman berkarbonasi tersebut. Namun, sebelum mengonsumsi lebih banyak lagi, seyogyanya simak kandungan zat yang terdapat di dalamnya.

Kandungan pertama yang larut dalam soft drink tentu saja gula sebagai pemanis. Sebagaimana kita tahu, gula merupakan substansi berkalori yang kosong alias tidak mengandung gizi yang diperlukan tubuh.

Sama prinsipnya dengan makanan dan minuman yang mengandung gula lainnya, jika dikonsumsi berlebihan, tentu dapat menimbulkan obesitas. Terlebih bagi pemilik riwayat dan pengidap diabetes, tentu minuman mengandung gula sangat tidak dianjurkan.

Kandungan kedua, tentu saja sesuai dengan namanya sebagai minuman berkarbonasi, minuman ringan mengandung CO2 yang sering menggelitik saat berada di rongga mulut.

Sifat CO2 yang masam, ditambah dengan kandungan gula, dapat memicu terjadinya kerusakan gigi walau sebenarnya sudah diantisipasi dengan penggunaan sedotan saat meminumnya agar tidak terlalu merusak gigi.

Zat lain yang perlu diwaspadai tentu saja zat pengawet serta pewarna walau dalam minuman berkarbonasi tertentu ada juga yang menggunakan pewarna alami dari gula karamel.

Mengonsumsi minuman berkarbonasi secara berlebihan disebut-sebut juga dapat menyebabkan penyakit sistemic lupus erythematosus (SLE) atau penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Tentu saja penyakit itu diakibatkan oleh zat pengawet yang ada dalam kemasan ini.

Mengingat itu semua, ada baiknya kita mengurangi sebanyak mungkin konsumsi minuman berkarbonasi ini. Sebab dampaknya memang tidak langsung terlihat dalam sekejap, namun setelah konsumsi dalam jangka panjang.

Bijaksana Memilih


Ketika teknologi mengalami perkembangan dahsyat, kepraktisan menjadi pilihan manusia. Tidak, terkecuali dalam memilih makanan dan minuman. Sebagai pembanding, berikut ini beragam minuman yang layak dipertimbangkan sebelum Anda menjatuhkan pilihan.

Air Putih

Inilah minuman paling murah dan menyehatkan yang pernah ada di muka bumi. Warnanya bening dan tidak berbau. Meminum air putih paling dianjurkan oleh pakar kesehatan sebab air putih dikenal sebagai salah satu menu bergizi yang dapat menunjang keseimbangan tubuh.

Susu
Susu merupakan salah satu sumber protein hewani yang baik untuk kesehatan. Susu juga dapat dihasilkan dari kacang kedelai, untuk memenuhi kebutuhan protein nabati tubuh.

Susu sangat bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan sel-sel organ dan kekebalan tubuh. Kebutuhan protein yang tercukupi membuat badan sehat dan terjaganya daya tahan tubuh.

Jus
Minuman yang satu ini digemari oleh segala usia, berasal dari sari buah-buahan atau sayur-sayuran, kita bisa mengolahnya dengan cara dihaluskan atau menggunakan blender atau juice processor. Ekstrak buah-buahan yang dihasilkan tersebut bermanfaat untuk pencernaan, dan gizinya mudah diserap tubuh.

Selain minuman menyehatkan di atas, tentu ada minuman yang konsumsinya perlu diperhatikan karena ada kecenderungan buruk bagi kesehatan. Minuman tersebut antara lain sebagai berikut.

Minuman Beralkohol
Minuman ini merupakan musuh nomor satu bagi seluruh organ tubuh. Konsumsi yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan hati dan organ tubuh lainnya. Konsumsi alkohol pada wanita juga dapat merusak organ reproduksi wanita. Jadi, tidak ada kata lain selain menjauhinya.

Soft Drink
Soft drink memang tidak sekeras minuman beralkohol. Ini hanyalah minuman berkarbonasi yang dikemas dalam botol ataupun kaleng. Walau tidak terlalu berbahaya, kadar keasamannya yang sekitar 3,4 % wajib diwaspadai sebab beresiko menggerogoti tulang dan gigi jika dikonsumsi sering dan dalam jangka waktu panjang.

Kandungan gula yang tinggi membuat proses penyerapannya membutuhkan banyak air. Wajar jika tubuh justru akan kekurangan cairan saat kita mengonsumsi soft drink.

Minuman Berenergi
Minuman berenergi banyak ditemui di toko-toko terdekat, biasa dikemas dalam bentuk botol plastik maupun botol kaca. Kandungan yang terdapat dalam minuman ini mirip dengan suplemen kebanyakan, yakni multivitamin, taurin, gula, kafein, dan ada juga yang ditambahkan herbal dan ginseng.

Kandungan yang perlu diwaspadai adalah kafein. Jika dikonsumsi dalam jumlah banyak dan dalam jangka waktu panjang, tentu saja zat ini tidak baik bagi kesehatan, bahkan dapat memengaruhi kerja jantung, tensi darah, hingga gangguan hati. Jadi, bijaksanalah dalam memilih minuman yang akan masuk ke tubuh. Pilihan sehat atau tidak, semua ada di tangan Anda.


Sumber:
Koran Jakarta, Selasa 29 Maret 2011

Comments