JAKARTA NIGHTLIFE

Sumber: http://www.jakarta100bars.com/2009/01/tiga-kuda-hotel-menteng-ii-jl-cikini.html

Sebelum saya menyewa kamar kost di Jl. Raden Saleh Cikini, saya sempat menyewa kamar kost di Jl. Ciliman Cikini meski hanya sekitar dua bulanan saja. Sebelah kostan saya waktu itu terdapat Cafe yang bernama Cafe Tiga Kuda Hotel Menteng.

Karena saya bekerja di salah satu perusahaan kontraktor sistem gedung ternama di Indonesia, wajar saya sering pulang larut malam untuk mengejar target proyek. Namun disitulah saya menemukan kejanggalan  akan Cafe itu.


Setiap tengah malam bahkan sampai subuh banyak sekali wanita-wanita dengan pakaian seronok keluar dari Cafe itu dan nongkrong di depan Cafe. Memang didepan Cafe tersebut terdapat warung makan yang berderet. Kenapa saya bisa tahu? Karena waktu itu kamar saya ada di lantai 3 dan posisinya didepan dengan jendela yang menghadap ke arah jalanan.

Saya perhatikan banyak sekali orang-orang Arab yang keluar masuk Cafe tersebut setiap tengah malam. Akhirnya suatu malam saya keluar dari kostan dan pura-pura membeli Martabak didepan Cafe itu karena penasaran, setelah saya tanya-tanya kepada penjual martabak tersebut ternyata memang Cafe itu tempat yang tidak benar, karena (maaf) banyak kegiatan prostitusi didalamnya dan memang Cafe tersebut dikhususkan untuk para turis-turis Arab yang sedang berkunjung ke Indonesia.

Masya Allah, ternyata dugaan saya benar akan Cafe tersebut. Tak lama dari situ saya berkeputusan untuk pindah dari kostan tersebut karena tidak nyaman. Karena di dalam hukum Islam dimana ada suatu tempat atau seseorang yang melakukan perzinahan maka 40 rumah disekelilingnya akan kena dampak dosanya juga. Tidak mau lah saya kena dosanya, masa yang enak orang lain saya yang kena dampaknya. Dan yang saya herankan adalah pengunjungnya itu orang Arab yang selalu diidentikkan dengan Islam. Benar-benar memalukan!!!

Untungnya saya diberitahu oleh teman kerja saya waktu itu bahwa ada kamar kostan kosong di jalan Raden Saleh dan akhirnya saya pun pindah ke kostan tersebut sampai sekarang. 

Yang saya bingungkan adalah mengapa tempat-tempat seperti itu tidak di razia atau ditutup sama kepolisian atau pemkot Jakarta? Padahal tempat-tempat seperti itu sangat meresahkan masyarakat, terutama seperti saya ini yang keimanannya labil alias mudah goyah. Sedangkan di kota lain seperti Surabaya saja lokalisasi seperti itu ditutup, mengapa di Jakarta tidak? Apa ada permainan kah di dalamnya? Entahlah yang jelas saya tidak mau lagi dekat-dekat dengan tempat seperti itu, mengapa? Karena takut tergoda, hehehe.

Bhoqist Bhosky

Comments