8 LANGKAH JADI PENGUSAHA SUKSES

Saat tugas lembur mulai mengambil alih akhir pekan, saat rutinitas 9 to 5 mulai menggerogoti waktu, mengapa tak coba rebut kembali kendali atas hidup Anda?


Menentukan sendiri gaji yang ingin diperoleh, memiliki kebebasan berkreasi tanpa aturan baku, hingga menentukan jam kerja yang diinginkan adalah kebebasan sederhana yang diinginkan kebanyakan pegawai. Jika Anda si pemilik perusahaan, itu bukan hal mustahil untuk digapai. Memendam keinginan untuk menjalankan usaha sendiri, namun masih bingung bagaimana mulai melangkah? Ikuti panduan GH bersama Mutia Prihatini, Business Coach dari PT Wangsahardja Business Coach dan Anda bisa bermetamorfosis dari pegawai menjadi usaha, secara sempurna.


1. SIAPKAN MENTAL

Banyak orang yang terlalu fokus pada mengumpulkan modal sehingga lupa mengasah mentalnya. Berubah dari seorang pegawai menjadi wirausahawan, penting untuk memperbarui pribadi Anda. Mengapa demikian? "Saat memutuskan alih profesi, Anda seolah memasuki hutan baru," ujar Mutia. "Meskipun sudah membaca buku dan ikut berbagai seminar, namun itu tetap teori, saat nyemplung, semua tetap baru," jelas Mutia yang juga pengasuh Business Savvy di Cosmopolitan FM. "Mulailah siapkan mental dengan mengenal dan memahami diri." ungkap Mutia.

Kenali diri dengan menjawab pertanyaan berikut dengan jujur. Tipe orang seperti apakah Anda? Bagaimana sikap Anda saat bertemu tentangan? Apakah Anda suka menepati janji? Business woman sejati memiliki mental kuat, bertanggung jawab, tidak reaktif saat mengalami kejadian di luar rencana, dan menerima resiko dengan sikap dewasa. Tidak kalah penting, pengusaha harus bisa dipercaya dan dapat dipegang janjinya. "Berhubungan dengan pelanggan adalah masalah komitmen, tepati janji memupuk kepercayaan pelanggan," Papar Mutia.

Jika semuanya belum ada dalam diri, bukan berarti Anda lantas tak pantas jadi pengusaha. Ayo berubah! "Belajarlah menjadi orang yang bisa diandalkan, tidak suka menyalahkan orang lain, responsible dan tidak reaktif. Belajar memikirkan segala sesuatu dengan matang sebelum mengambil keputusan." tutur Mutia.

2. TENTUKAN BISNISNYA, SIAPKAN MODALNYA

Berbisnis di bidang yang Anda sukai dan pahami adalah kunci yang memudahkan Anda menjalankan usaha. Kenali minat Anda dan carilah peluang bisnis di dalamnya. Misalnya, Anda menyukai anak-anak. Bisnis apa yang melibatkan mereka di dalamnya? Anda bisa membuka daycare atau membuka usaha pembuatan mainan edukatif. Sementara jika Anda gemar jajan, mengapa tak mulai membuka restoran sendiri? Jika Anda jeli dan kreatif, ada banyak celah bisnis di setiap bidang yang Anda sukai.

Setelah menentukan bisnis yang akan Anda jalankan, saatnya menyiapkan modal. Modal usaha bukan cuma materi tetapi juga keterampilan. Jika ingin membuka usaha kue kering, meskipun Anda sudah bisa memasak, tingkatkan terus keterampilan Anda, dengan kursus singkat misalnya. Ingat, kue Anda kini bukan hanya akan dilahap anak-anak di rumah tanpa protes. Pelanggan yang telah menyetorkan uang untuk sekotak kue yang mereka pesan tentu berharap banyak dari produk Anda.

Ukuran bisnis yang akan dijalankan menentukan besaran modal yang dibutuhkan. Sebaiknya tidak mulai berbisnis dengan hutang. Tetapi jika pun harus berhutang, pastikan hutang tersebut adalah hutang produktif, misalnya menambah modal untuk bahan produksi, bukan sekedar memperindah interior toko.


3. SIKAPI PERUBAHAN DENGAN BAIK

Ada perubahan yang akan Anda alami kala memutuskan berhenti bekerja dan total menjadi pengusaha. Perubahan bukan hanya yang menyenangkan saja. Anda mungkin senang dengan jam kerja yang bebas atau perintah atasan yang tak lagi terdengar. Namun saat memutuskan total terjun di bisnis, ada beberapa perubahan kurang menyenangkan yang akan terjadi. "Yang terbesar adalah keadaan finansial secara umum," ujar Mutia. "Biasanya tiap bulan menerima gaji, kini tidak lagi," tambahnya. Tapi kan ada keuntungan yang mungkin lebih besar? Jangan salah, untuk beberapa kasus bisnis, bisa jadi selama setahun pertama Anda belum menikmati keuntungan. "Anda harus siap mengendalikan saat bisnis sudah mulai menggerogoti tabungan," Mutia mengingatkan.

Perubahan berikutnya adalah pada jam kerja. Memang Anda tak lagi terjebak rutinitas 9 to 5 di alam kubikel. Tetapi sebagai pemilik usaha apalagi pemula, 24 jam waktu Anda justru akan tersita untuk memikirkan pengembangan usaha, strategi bisnis, dan sebagainya.

Perubahan lain yang tak kalah besar adalah pada identitas. Anda yang terbiasa bernaung di balik nama perusahaan besar, kini harus berdiri di atas kaki sendiri. Saat menjalin networking, dibutuhkan energi lebih besar dari biasanya. Anda kini harus siap menghadapi kerut kening bingung bahkan tatapan melecehkan saat mengenalkan nama perusahaan Anda yang baru pada lingkungan.

Sikapi perubahan dengan bijak. Beberapa orang terlalu percaya diri saat memulai usaha baru, sementara yang lain justru minder. Bagi Mutia hal tersebut bukanlah masalah. "Minder atau percaya diri itu masalah karakter masing-masing orang, yang menjadi masalah adalah jika hal itu membuat orang tidak mau belajar," ungkap Mutia. Saat terlalu percaya diri, seseorang akan berhenti belajar, karena merasa sudah bisa. Sementara saat terlalu minder, seseorang akan terjebak dalam pemikiran 'bisakah saya?' Akhirnya proses belajar terhenti. Padahal dalam bisnis, kreasi dan inovasi mutlak dikembangkan. Pengusaha harus terus belajar.

4. BUSINESS PLAN, PENTING!

Anda tidak membuka usaha hanya untuk keuntungan sesaat. Mendirikan perusahaan yang besar dan sukses membutuhkan waktu dan strategi. Sebuah business plan akan sangat membantu Anda melangkah setapak demi setapak. Tuangkan recana pengembangan bisnis dalam business plan. "Anda harus memiliki visi ke depan, tentang perkembangan yang Anda harapkan dari bisnis Anda. Misalnya, di tahun kedua Anda tak lagi menjaga toko sendiri tetapi memiliki pegawai yang membantu Anda," ungkap Mutia. Saat menjalankan usaha, pastikan untuk memperhatikan perkembangannya. "Perhatikan progress jumlah customer, progress omzet dan juga keuntungannya," ujar Mutia. Memperhatikan perkembangan penting untuk mengetahui jika bisnis Anda bergerak maju atau tidak. Pengusaha yang baik selalu mengantisipasi segala kemungkinan dengan cepat. "Misalnya jika sudah di tiga bulan pertama Anda tak sanggup mendapat pelanggan, itu adalah lampu peringatan!" tutur Mutia. Anda harus cepat mengambil tindakan untuk menyelamatkan perusahaan, apakah dengan mengubah segmentasi pasar atau mencoba strategi promosi baru.

"Pengusaha yang baik selalu memperhatikan perkembangan, apakah bisnisnya bergerak maju atau tidak. Kemudian segera mengantisipasi dengan segala kemungkinan."


5. DAPATKAN PELANGGAN!

Persaingan usaha tak dapat dihindari. Banyak bisnis sejenis bergerak di pasar tempat Anda bermain. Bukan hanya pebisnis senior yang harus dihadapi, para pendatang baru setelah bisnis Anda berjalan pun akan terus berdatangan. Lalu apa yang dapat Anda unggulkan untuk menarik pasar? Kualitas? Harga yang murah? Atau pelayanan?

Pelayanan ekstra. Memang akan memakan biaya. "Namun jika Anda memiliki paradigma jangka panjang, Anda akan melihat ongkos tersebut sebagai investasi. Banyak pelanggan yang akan bertambah bahkan bertambah karena pelayanan yang memuaskan," jelas Mutia.

Untuk memperoleh pelanggan lakukan promosi lewat media yang sesuai dengan segmentasi pasar Anda. Flyer atau pamflet harus disebarkan di tempat yang tepat. Jika segmen psar Anda adalah ibu-ibu rumah tangga, Anda dapat menyebarkannya di komplek perumahan atau di sekolah, saat pertemuan orangtua-guru. Jika segmen pasar Anda anak-anak muda, gunakan jejaring sosial yang lebih dekat dengan dunia mereka. Promosi adalah investasi, pastikan tidak salah sasaran. Perluas networking ke berbagai kalangan. Baik tua maupun muda, kalangan atas maupun bawah, semua akan berguna. "Saat pembukaan toko, undanglah seluruh networking yang Anda miliki, sebagai langkah awal promosi," saran Mutia.


6. JANGAN LUPA ATUR KEUANGAN!

Belum tentu untung besar itu benar-benar besar. "Ada dua keuntungan dalam berbisnis. Keuntungan kotor dan keuntungan bersih," tutur Mutia. "Keuntungan kotor yang sehat setidaknya mencapai 40 persen, sebab Anda harus menghitung ongkos operasional seperti bensin dan telepon, sebelum memperoleh keuntungan sesungguhnya," jelas Mutia.

Agar tak terjebak oleh semunya keuntungan kotor, Anda mutlak harus memiliki catatan keuangan. Detail jumlah pengeluaran dan pemasukan sesungguhnya harus dicatat secara rutin. "Dan jangan lupa untuk memisahkan uang pribadi dengan uang perusahaan. Meskipun modal awal Anda berasal dari tabungan pribadi, saat memutuskan uang tersebut dijadikan modal, uang itu adalah uang perusahaan. Pisahkan sedari awal usaha Anda berdiri, agar tak ada kerancuan saat menghitung keuntungan," tegas Mutia. 

7. MENCARI PEGAWAI

Salah satu tujuan menjadi pengusahan adalah ingin menjadi bos biarpun kecil-kecilan. Tak ada yang mengatur, tak ada yang memerintah lagi. Namun kenyataan yang terjadi ada saat-saat, Anda malah merangkap-rangkap pekerjaan. Ya direktur, ya delivery man, ya customer service, bahkan office boy sekaligus. "Jangan khawatir, itu fase yang normal," ujar Mutia. "Pengusaha sejati harus mengetahui segala macam permasalahan di segala bidang yang menyangkut kelangsungan bisnisnya. Terjun langsung adalah salah satu caranya," lanjutnya.

Namun tak selamanya Anda harus merangkap pekerjaan. Ingat tujuan awal Anda berwirausaha. Anda ingin keleluasaan waktu dan penghasilan. Saat Anda mulai kewalahan mengerjakan semua sendirian, artinya sudah saatnya mencari pembantu.

Mencari pegawai gampang-gampang susah. "Kebanyakan orang terjebak pada cara mencari. Tetapi permasalahan sebenarnya adalah 'Anda mencari orang yang seperti apa?' 'Keterampilan, pendidikan dan karakter yang bagaimana?' Ini yang kebanyakan pengusaha pemula tidak tahu," ujar Mutia. Karakter berperan penting. Pegawai yang terampil mungkin bisa dicari, tetapi yang rajin, jujur, dan memiliki loyalitas tidak mudah ditemukan. "Butuh kepekaan untuk mendapatkan pegawai seperti itu, dan kepekaan itu bisa diasah dengan pengalaman," kata Mutia.

8. JANGAN BERHENTI

Saat usaha berkembang, jangan cepat puas. Dunia sekitar terus bergerak dinamis. Persaingan semakin berat. Peroleh pelanggan baru tanpa melupakan pelanggan lama. Kembangkan terus kreasi dan inovasi dalam bisnis. Bisnis bertahan jika menyesuaikan dengan keadaan zaman. "Kembangkan sistem yang berjalan dan tetapkan standar yang dapat diukur," saran Mutia. Jangan lupakan pegawai yang mendukung Anda. Pastikan memperoleh reward sesuai kerja kerasnya. Loyalitas mereka pun aset bagi perusahaan. Saat perusahaan bergerak sesuai keinginan, tiba saatnya menjalani mimpi Anda. Selamat!

Sumber:
Good Housekeeping - Agustus 2010

Comments