PERSAUDARAAN DALAM ISLAM

Manusia sebagai makhluk sosial memerlukan berinteraksi dengan individu-individu yang lain yang merupakan bagian dari suatu kelompok sosial. Dan Al Qur'an telah menetapkan beberapa prinsip-prinsip dasar tentang nilai-nilai sistem sosial yang ideal yang harus diikuti oleh seorang Muslim dalam membina hubungan didalam suatu masyarakat.

Sebagaimana firman Allah dalam Surah An-Nahl (16) : 90 "Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan."

Pada lingkup tatanan sosial yang lebih kecil yakni tetangga, kita diharuskan membina kehidupan bertetangga yang baik, sehingga tercipta kerukunan diantara kita satu dengan yang lainnya.


Oleh karena itu orang-orang beriman harus mampu menciptakan lingkungan sosial yang islami berlandaskan rasa saling hormat menghormati, saling menghargai, saling mencintai dan menyayangi, bahkan agama mengajarkan kita untuk ramah dan bersahabat dengan lingkungan dan alam sekitar kita.

Sebagaimana firman Allah dalam Surah An-Nisa (4) : 36 "Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.

Dekat dan jauh disini ada yang mengartikan dengan tempat, hubungan, kekeluargaan, dan ada pula antara yang muslim dan yang bukan muslim.

Oleh karena itu agar kita termasuk umat Islam yang baik menurut pandangan Allah SWT. maka berbuat baiklah kepada setiap teman, maupun tetangga tanpa membedakan status sosial yang disandangnya.

Dan perbuatan baik yang kita lakukan tersebut hendaklah karena Allah semata bukan ada pamrih atau ingin disanjung dan dipuji oleh manusia.

Sumber: http://smansatuanjirpasar.blogspot.com/2010/08/mobiliitas-sosial.html

Berkaitan dengan tersebut sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW. "Sebaik-baik teman menurut pandangan Allah ialah orang yang paling baik kepada temannya, dan sebaik-baiknya tetangga disisi Allah ialah orang yang paling baik kepada tetangganya" (H.R. Tarmidzi).

Jadi perbuatan kebaikan kepada tetangga harus benar-benar menjadi kenyataan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana ditegaskan dalam hadits yang lain Rasulullah bersabda "Barang siapa beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka hendaknya berbuat baik kepada tetangganya." (H.R. Bukhari & Muslim).

Sebagai warga yang tinggal di lingkungan yang heterogen, dimana terdiri dari berbagai etnis dengan latar belakang budaya dan tradisi yang berbeda. Dalam berinteraksi sosial sering terjadi perbedaan-perbedaan persepsi dan pandangan dalam menelaah atau suatu permasalahan.

Allah memerintahkan manusia untuk bermusyawarah dalam menyelesaikan setiap perselisihan yang timbul seperti ditegaskan dalam firman-Nya dalam Surah Al Hujuraat (49) : 10-12 "Sesungguhnya orang-orang Muslim adalah bersaudara, karena itu maka damaikanlah antara kedua saudaramu (yang bertengkar) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.

Dalam suasana keadaan masyarakat yang sangat memprihatinkan saat ini dapat saja menimbulkan gejolak-gejolak yang tidak kita kehendaki, untuk meredam gejolak-gejolak yang timbul dalam masyarakat sangatlah tepat disaat-saat seperti ini bila kita lebih peduli dengan memberikan perhatian kepada orang-orang disekitar kita yang kebetulan secara ekonomis belum beruntung.

Marilah kita tunjukkan rasa simpati dan solidaritas sosial dengan berbuat nyata sebagai wujud dari rasa persaudaraan sesama umat.

Sumber:
Buletin Ramadhan DKM Al Anshor - Edisi : 16/Rom-Ied/1421 H

Comments